Profil Desa Bener

Ketahui informasi secara rinci Desa Bener mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Bener

Tentang Kami

Profil Desa Bener, Majenang, Cilacap. Sebuah desa agraris yang menjadi pilar ketahanan pangan, di mana kehidupannya ditopang oleh Bendungan Cijalu. Fokus utama pada pertanian padi dengan sistem irigasi teknis yang teratur dan kelembagaan petani yang kuat.

  • Bergantung pada Bendungan Cijalu

    Seluruh aktivitas pertanian dan kehidupan ekonomi Desa Bener bertumpu pada keberadaan Bendungan Cijalu yang menjamin pasokan air irigasi sepanjang tahun.

  • Lumbung Padi Produktif

    Berkat irigasi teknis yang andal, Desa Bener menjadi salah satu produsen padi terbesar di Kecamatan Majenang dengan intensitas tanam hingga tiga kali setahun.

  • Infrastruktur Pro-Pertanian

    Prioritas pembangunan desa difokuskan pada pemeliharaan jaringan irigasi dan pembangunan jalan usaha tani untuk mendukung secara langsung produktivitas para petani.

Pasang Disini

Di hamparan subur Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Desa Bener berdiri sebagai pilar utama ketahanan pangan dan sebuah contoh nyata keberhasilan pengelolaan sumber daya air. Kehidupan dan kemakmuran desa ini berkelindan erat dengan keberadaan Bendungan Cijalu, sebuah infrastruktur vital yang menjadi jantung pengairan bagi ratusan hektare lahan pertanian produktif. Dengan fondasi ekonomi yang kokoh pada sektor agraris dan tatanan masyarakat yang teratur, Desa Bener memancarkan aura ketenangan, kerja keras dan rasa syukur atas berkah air yang melimpah.

Secara geografis, Desa Bener menempati posisi yang sangat strategis untuk pertanian. Wilayahnya yang relatif datar dialiri oleh jaringan irigasi teknis yang bersumber dari Sungai Cijalu. Desa ini berbatasan langsung dengan Desa Padangjaya di sebelah utara, Kelurahan Sindangsari di timur, Desa Mulyasari di selatan, serta Desa Pahonjean di sebelah barat. Letaknya yang terkoneksi baik dengan pusat kecamatan memudahkan distribusi hasil panen sekaligus akses terhadap berbagai layanan publik.

Nama "Bener" sendiri, yang dalam bahasa Jawa dan Indonesia berarti benar, lurus, atau jujur, diyakini oleh masyarakat setempat bukan sekadar nama. Ia merupakan cerminan dari filosofi dan tata nilai yang dipegang teguh oleh para leluhur. Konon, nama ini diberikan untuk merepresentasikan sebuah harapan dan kenyataan akan kehidupan masyarakat yang lurus, adil dalam pembagian sumber daya (terutama air), dan benar dalam menjalankan tatanan sosial. Filosofi ini terasa relevan hingga kini, tecermin dari cara masyarakat mengelola irigasi dan menjaga keharmonisan komunal.

Bendungan Cijalu: Jantung Pengairan dan Sumber Kehidupan

Berbicara tentang Desa Bener tidak akan pernah bisa lepas dari menyebut Bendungan Cijalu. Bangunan pengendali air ini merupakan infrastruktur paling vital yang menjadi penentu denyut nadi pertanian, tidak hanya bagi Desa Bener tetapi juga bagi beberapa desa lain di sekitarnya. Bendungan ini berfungsi menaikkan permukaan air Sungai Cijalu untuk kemudian dialirkan secara teratur ke jaringan irigasi primer, sekunder, dan tersier yang mengairi hamparan sawah yang luas.

Keberadaan bendungan ini merupakan anugerah yang luar biasa. Ia mengubah lahan tadah hujan menjadi sawah irigasi teknis, yang memungkinkan petani untuk melakukan penanaman hingga tiga kali dalam setahun (Padi-Padi-Palawija). Kemampuan tanam intensif ini secara drastis meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani, serta menjamin stabilitas pasokan pangan bagi wilayah Majenang.

Pengelolaan air dari bendungan dilakukan secara sistematis dan partisipatif. Melalui Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan para ulu-ulu (petugas pembagi air), jadwal buka-tutup pintu air diatur dengan saksama untuk memastikan semua petak sawah mendapatkan jatah air yang adil dan merata. Sistem ini merupakan wujud nyata dari filosofi "Bener" yang dianut masyarakat.

"Bendungan Cijalu ini nyawa kami, para petani," ungkap seorang anggota kelompok tani di Desa Bener. "Tanpa ada bendungan dan irigasi yang teratur ini, kami mungkin hanya bisa panen sekali setahun. Sekarang, alhamdulillah, air selalu ada. Tinggal bagaimana kami para petani bekerja keras mengolah lahan." Pernyataan ini menegaskan betapa sentralnya peran infrastruktur pengairan tersebut bagi kehidupan mereka.

Lumbung Padi Kecamatan: Produktivitas dan Organisasi Petani

Sebagai konsekuensi logis dari sistem irigasi yang andal, Desa Bener menjelma menjadi salah satu "lumbung padi" utama di Kecamatan Majenang. Pemandangan hamparan sawah menghijau atau menguning, tergantung pada musimnya, menjadi panorama utama yang mendominasi lanskap desa. Produktivitas padi di desa ini tergolong tinggi berkat ketersediaan air yang terjamin, penggunaan bibit unggul, serta praktik pemupukan yang baik.

Keberhasilan sektor pertanian ini tidak hanya ditopang oleh alam dan infrastruktur, tetapi juga oleh kuatnya kelembagaan petani. Terdapat beberapa Kelompok Tani (Poktan) yang aktif di setiap dusun, yang kemudian terhimpun dalam satu wadah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) tingkat desa. Lembaga ini berfungsi sebagai wadah untuk belajar bersama, berkoordinasi mengenai jadwal tanam, mengatasi serangan hama secara kolektif, dan menjadi jembatan untuk mengakses program bantuan dari pemerintah.

Melalui Gapoktan, para petani mendapatkan kemudahan dalam memperoleh pupuk bersubsidi, benih unggul, hingga bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) seperti traktor tangan dan mesin perontok padi. Kekuatan organisasi ini membuat posisi tawar petani menjadi lebih kuat dan proses adopsi teknologi pertanian modern berjalan lebih efektif.

Selain padi sebagai komoditas utama, sebagian petani juga memanfaatkan lahannya untuk menanam palawija seperti jagung, kedelai, atau sayur-mayur pada musim tanam ketiga. Beberapa warga juga melakukan budidaya ikan air tawar di kolam-kolam kecil atau sebagai mina padi (memelihara ikan di sela-sela tanaman padi) sebagai sumber protein dan pendapatan tambahan.

Pembangunan Infrastruktur Berbasis Pertanian

Arah kebijakan pembangunan di Desa Bener sangat jelas: memprioritaskan infrastruktur yang menunjang secara langsung kegiatan pertanian. Di bawah kepemimpinan Kepala Desa, alokasi Dana Desa dan sumber pendanaan lainnya banyak diarahkan untuk program-program yang dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh para petani.

Salah satu fokus utama ialah pemeliharaan dan rehabilitasi jaringan irigasi tersier. Saluran-saluran cacing yang mengalirkan air langsung ke petak-petak sawah secara rutin dibersihkan dan diperbaiki melalui program Padat Karya Tunai Desa (PKTD). Program ini tidak hanya memastikan kelancaran distribusi air, tetapi juga memberikan kesempatan kerja bagi warga desa.

Selain itu, pembangunan dan peningkatan kualitas Jalan Usaha Tani (JUT) juga menjadi prioritas. Akses jalan yang baik menuju area persawahan sangat penting untuk mempermudah pengangkutan sarana produksi (pupuk, benih) dan hasil panen. Dengan JUT yang memadai, biaya operasional petani dapat ditekan dan kerugian pascapanen dapat diminimalkan.

"Setiap rupiah yang kami anggarkan untuk pembangunan harus memiliki dampak yang jelas bagi kesejahteraan masyarakat, yang mayoritas adalah petani," ujar Kepala Desa Bener dalam sebuah kesempatan. "Jalan usaha tani yang bagus, irigasi yang lancar, itu adalah investasi langsung untuk meningkatkan hasil panen dan pendapatan mereka."

Kehidupan Sosial yang Subur dan Teratur

Stabilitas ekonomi yang ditopang oleh sektor pertanian yang mapan menciptakan kehidupan sosial yang relatif subur, teratur, dan harmonis. Semangat gotong royong, yang diwujudkan dalam kegiatan seperti membersihkan saluran irigasi bersama atau membantu tetangga saat musim panen, masih menjadi tradisi yang terpelihara dengan baik.

Lembaga kemasyarakatan desa berjalan dengan aktif dan sinergis. Tim Penggerak PKK menjadi motor penggerak bagi pemberdayaan perempuan melalui berbagai program, mulai dari penyuluhan kesehatan di Posyandu, pelatihan keterampilan membuat makanan olahan dari hasil pertanian, hingga pengelolaan taman gizi keluarga. Karang Taruna juga aktif dalam kegiatan kepemudaan dan olahraga, sementara Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) menjalankan fungsi perencanaan dan pengawasannya dengan baik.

Meskipun fokus utama pada pertanian, beberapa usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga mulai tumbuh. Usaha ini umumnya bergerak di bidang yang mendukung aktivitas pertanian, seperti jasa perbengkelan alsintan, toko saprodi (sarana produksi pertanian), atau industri rumahan pengolahan hasil panen menjadi produk seperti keripik atau aneka kue basah.

Desa Bener adalah sebuah testimoni hidup tentang bagaimana sebuah desa dapat mencapai kemandirian dan kemakmuran dengan mengoptimalkan potensi utamanya. Dengan menjadikan air sebagai sahabat dan sumber berkah, serta ditopang oleh kerja keras dan tatanan sosial yang teratur, desa ini tidak hanya berhasil menghidupi warganya, tetapi juga memainkan peran krusial dalam menjaga stabilitas pangan untuk wilayah yang lebih luas.